Antara Musim,Hutan,dan Kita

Tanggal 10 November, dimana deru senjata dan hentak kaki para pejuang bangsa ini sedang dikenang diseluruh penjuru negeri.Selamat Hari Pahlawan buat negara dan bangsa kita.Semoga semangat perjuangan dari beliau,pahlawan-pahlawan bangsa ini bisa terus diwariskan dan kita aplikasikan dikeseharian kita kini.Well,udah lumayan lama absen dari blog,karena bakteri bakteri Salmonella typhosa yang ada diperut saya kumat lagi,dan saya harus istirahat dua bulan lamanya buat pemulihan.Hati hati juga ya buat temen temen yang aktivitasnya padat,karena sudah masuk musim hujan, musim dimana berbagai macam organisme dan virus bisa berkembang pesat secara cepat.Tak heran kita akan banyak menemui orang-orang disekitar sedang sibuk dengan hidung dan tissuenya, virus influenza dimana-mana.Buat teman-teman yang kerja,kuliah atau sekolah,saran saya,bekali diri dengan vitamin dan sempetin buat olahraga,makan jangan sampe telat dan pasti istirahat yang cukup.Sebetulnya itu bukan saran dari saya ndeng, pemilik asli saran itu adalah Ibu saya.hehehe

Ngomongin soal musim,Indonesia mempunyai 2 musim.Yaitu musim kemarau dan musim hujan.Masih membekas diingatan saya,kala dulu sewaktu SD, kita diajarkan bahwa musim hujan terjadi pada 23 Oktober- 22 April sedangkan musim kemarau 23 April-22 Oktober.Dan dulu ketika saya masih SD memang betul tanggal-tanggal tersebut tepat dengan permulaan dan penghujung musim.Dan kalaupun meleset hanya hitungan 2 hari saja.Petani-petani didesa saya bisa dengan mudah memperkirakan musim tanam dan musim panen.Itu terjadi saat saya masih SD,sekitar 8 tahun yang lalu.Dan sekarang,jangankan memprediksi waktu tanam,saat musim kemarau kemarin saja sumur yang biasanya tidak pernah asat (kering airnya) bahkan ikut kering.Sekarang sulit air dimusim kemarau sudah menjadi hal yang sangat lumrah.Dan juga banjir saat di musim penghujan juga menjadi hal yang sangat biasa.Pernah suatu ketika, saat itu saya sudah duduk dibangku SMP, saya bertanya ke Ibu saya,"Buk jarene Oktober sampun rendeng,lha iki mpun November mboten udan udan,berarti buku IPAku kae ngapusi ra Buk?"(Yang artinya : "Buk, katanya Oktober sudah hujan,lho ini sudah November ngga hujan-hujan, berarti buku IPA ku itu bohong kan Buk?" ) Ibu saya yang waktu itu sedang sibuk menata tempe goreng untuk makan malam anak-anaknya, berhenti sejenak dan beliau mulai menjawab,memakai bahasa Indonesia sederhana dan contoh yang terdekat dengan tempat tinggal kami, saya yakin betul saat beliau menjawab,pasti beliau menganggap saya ini muridnya,dan beliau gurunya,profesinya sehari-hari."Dulu,pas hutan lindung yang di Darupono itu masih utuh memang benar tepat tanggal itu sudah mulai hujan,sekarang kan hutannya sudah tidak seperti dulu lagi,jadi kapan mulai musim sudah tidak bisa diprediksi lagi.Jadi bukan buku IPAmu yang berbohong,tapi siapa yg sudah ngerusak hutannya?" Beliau bertanya balik tanya,saya spontan jawab "Ya yang mblandongi(istilah orang Jawa untuk menyebut penebangan kayu liar) kayu-kayu tho Buk" .Lalu beliau melanjutkan "Nah,kamu ngerti nok,paru-paru dunia itu ada dua,Indonesia sama Brazil,angka penebangan di Indonesia itu pertahunnya mencapai 12% sedangkan di Brazil hanya 0,075 % saja.Beda sekali kan?" . Ya itulah potongan percakapan saya dengan ibu yang masih saya ingat sampe sekarang sekaligus menjadi jawaban kenapa musim tidak datang tepat waktu lagi.

Apa yang beliau katakan bukan hanya karangannya saja untuk menjawab saya,tapi memang benar adanya.Hutan yang dimaksud adalah hutan lindung seluas 33,2 hektar yang meliputi wilayah 3 kecamatan yaitu Singorojo,Kaliwungu Selatan,dan Kaliwungu di Kabupaten Kendal,Jawa Tengah.Disebut alas Darupono (hutan Darupono) karena hutan ini dibelah oleh jalan raya yang menghubungkan Kendal dengan Singorojo,dan melewati desa Darupono makanya disebut seperti itu.Sekarang ini ketika saya lewat di hutan lindung itu,keadaannya sudah sangat miris.Pembalakan hutan secara liar yang sudah berjalan bertahun tahun seakan tidak ada habisnya dihutan itu.Karena memang komoditi utama dari hutan lindung tersebut adalah kayu Jati (Tectuna grandis ).Kayu dengan harga hingga 15 juta per log nya,telah menggoda manusia yang ingin memperkaya diri tanpa memperhatikan dampak lingkungan.Dasar pelaku pelaku licik,mereka menggerogoti kayu kayu yang tumbuh didalam hutan,sedangkan yang kasat mata dipinggir jalan,masih mereka sisakan dengan hijaunya.Bak pagar beton yang membentengi lahan kosong.


Beginilah pemandangan pinggiran jalan hutan lindung Darupono .Terlihat masih sangat hijau bukan?





Dan inilah keadaan hutan dari jalan desa Magelung (bagian dalam hutan).Sangat terlihat sekali Gundul gundul pacul hutannya,sudah sangat botak.

Padahal seperti yang tertuang pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.115/Menhut-II/2004 hutan ini telah ditetapkan sebagai Cagar Alam.Pantas saja karena hutan lindung ini adalah habitat dari keragaman flora dan fauna seperti kijang (Muntiacus muntjak),babi hutan (Sus scrofa ),monyet ekor panjang (Macaca fascicularis ) ,Biawak (Varanus sp. ) Dan juga terdapat keluarga aves seperti Burung Sesap Madu (Meliphagidae ) dan,Kutilang (Pycnonotus aurigaster ).Saya akan sedikit membahas tentang hutan ini,Alas Darupono terletak di dataran rendah dengan ketinggian150 -175 meter diatas permukaan laut,hutan lindung ini memiliki jenis tanah latosol/inceptisol.Merupakan dataran dengan topografi (relief permukaan) yang datar,bergelombang,dan sedikit berbukit.Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson tergolong dalam tipe iklim C.Dengan rata-rata curah hujan 3.092 mm/tahun dan mempunyai suhu rata rata tahunan 28 derajat Celcius.Itulah yang membuat hutan ini menjadi sangat ideal untuk tempat tinggal berbagai flora dan fauna.Tapi sekarang keadannya hutan itu tidak bisa lagi disebut sebagai lahan konservasi,sudah banyak penduduk yang mengeluhkan tiba tiba ada monyet atau babi hutan nyasar ke rumah.Tanah bekas tebangan itu bukannya ditanami pohon kembali namun dibuka untuk ladang menanam palawija oleh warga.Mungkin dalam pikirannya bahwa hutan itu bisa melakukan suksesi sendiri.Ya memang memang benar hutan bisa melakukan suksesi sendiri,namun dengan catatan jangan ada campur tangan manusia didalamnya.Kalau saja hutan lindung itu tidak rusak,penduduk desaku tidak akan merasakan kekeringan dan juga warga di Kaliwungu tidak akan kebanjiran saat penghujan datang.

Kembali ke masalah deforestasi(pengrusakan hutan) yang sebenarnya sudah ada sejak lama ada di Indonesia.Bahkan menurut jurnal penelitian Natural Climate Change pada tahun 2012,angka deforestasi hutan di Indonesia mencapai angka 840.000 hektar.Mengalahkan Brazil dengan angka deforestasi 460.000 hektar ditahun yang sama.Kerusakan dan berkurangnya jumlah luas hutan di Indonesia mengakibatkan Indonesia menjadi negara urutan ketiga penghasil gas emisi rumah kaca terbesar didunia setelah China dan Amerika Serikat.Pengrusakan hutan telah merusak keseimbangan alam dan berbagai ekosistem.Tidak hanya flora dan fauna yang kehilangan habitat,namun kita para manusia juga merasakan dampak buruknya.Berbagai keluhan bencana kekeringan saat musim kemarau sedangkan kebanjiran pada saat musim penghujan.Padahal jawaban atas masalah itu semua adalah penghijauan hutan.Penghijauan kembali paru-paru dunia adalah solusi tersebut.Lalu apakah mudah mewujudkannya?Tentu saja tidak,berbagai kebijakan menteri  dan aturan pemerintah keluar guna menangani masalah illegal logging,illegal cutting,dan deforestasi.Namun belum juga masalah masalah tersebut teratasi.Diperlukan kerja keras dari semua elemen kehidupan agar keseimbangan alam kembali seperti sedia kala.

Sumber referensi : nationalgeographic.co.id
                          bbc.co.uk/indonesia
                     ppid.dephut.go.id
                        Sumber Foto : Bapak Suryono                                    

Tulisan ini saya dedikasikan untuk setiap Bupati Kabupaten Kendal yang sedang menjabat, setiap anggota DPRD Kabupaten Kendal yang rajin rapat, dan Dinas Kehutanan Setempat.
Semoga saja telinga-telinga yang terhormat bisa mendengar tangis lirih ratapan dari setiap pohon.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkutan Umum dari Ciledug ke Cibubur Junction

Perbandingan Modem Bolt Orion,Slim 2 dan Max 2

Weekend Life : Makan di Clay Pot Popo