Aku, Jakarta, Dan Kompleksitas Kejutannya #2 : Sebuah Perjanjian

Apa kabar Jakarta? Bagaimana hari ini kamu bercanda dengan para penghunimu? Membuat mereka mampat dan menua dijalanan? Atau membuat penghuni lelakimu mengalami kebotakan dini karena stress tak kunjung usai?
Itu hal yang sudah sangat biasa aku amati.Malam ini aku lagi ga berselera buat cerita panjang lebar kali tingginya Monas, Aku juga ga mau cerita soal gejala tifusku yang kemarin sempet kambuh lagi,sembuh lagi, kambuh lagi,sembuh lagi.dan aku juga ga bakalan curhat kenapa aku ga dapet-dapet driver grab berseragam emas yg kaya di  iklan baliho yang gede banget dipinggir jalan yang biasa aku lewati tiap pulang pergi kerja cari duit , yang tag linenya 'Kejar masnya Grab', yang setelah aku cari-cari jawabannya dari senin sampai sabtu,dan dihari minggu aku ketemu jawabannya kenapa aku ga dapet-dapet mas-nya Grab, itu ternyata karena aku pengguna setia Gojek.Dan aku juga ga bakalan cerita soal hobbyku nontonin gorrilla lagi makan dikebun binatang sebelah.



Dan juga jarak antara aku dan angan-anganku soal Shawn Mendes, yang seperti langit dan sumur.Malam ini aku juga lagi malas bicara soal ruwet dan anehnya kamu,wahai Ibukota Negeri tercinta ini.Nanti aku bakalan nulis soal makanan yang enak-enak yang kamu hidangkan di sudut- sudut gedung dan jalananmu,yang praktis,bikin aku dan para wanita makin susah diet.Dan ini yang mau aku bilang ke kamu, Duhai Jakarta yang kurang tidur,sekarang aku mau bikin perjanjian,akan aku katakan padamu bisik-bisik, "mulai sekarang aku akan punya disiplin pribadi."Blog ini harus ada terus,  harus ada tulisan yang aku unggah ke blog ini.Aku harus jadi produktif. Tak kan ku biarkan otakku terjejali dengan beban-beban kapitalisme yang makin menggurita dan bagai candu sekarang buatku.Tak kan ku biarkan aku mandul tulisan lagi.Tak ku biarkan uang jajanku dari google tambah merosot.
Entah itu tulisan yang akan menambah wawasan untuk pengunjungku (aku berharap tulisan ini yang paling banyak mendominasi isi blog-ku),tentang review buku yang baru saja selesai aku baca, atau tentang resep garang asem terlezat di dunia milik ibuku (tenang saja,nanti aku kasih tau bumbu rahasianya) atau pun hanya sebaris dua baris jurnal tentang hasil penjualanku hari ini.Atau juga mungkin sepotong dua potong sajakku yang biasa saja yang selama ini hanya aku tulis di kertas-kertas hvs putih,yang sekarang kertas-kertas itu berserakan di map kerjaku dan selipan buku-bukuku.Atau mungkin juga tentang Nathan.Aku janji,lain kali aku cerita soal Nathan ini.Atau kegiatan ngelayapku ke perpustakaan di ruang-ruangmu.Atau tentang cita-citaku ingin punya kebun mini bertaburan bunga daisy.Entahlah, semuanya bisa dimulai dari mana saja,yang tidak direncanakan itu biasanya lebih banyak kejutannya.Ya kan Nath? *sambilangkatalis. Seperti sekarang, sepertinya dunia hanya merestuiku untuk menulis perjanjian berbisik ini.
Cheeers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkutan Umum dari Ciledug ke Cibubur Junction

Perbandingan Modem Bolt Orion,Slim 2 dan Max 2

Weekend Life : Makan di Clay Pot Popo