Weekend Life : Di Rusun Bidara Cina

Suatu sore yang lumayan cerah.Dia mengira sore kali ini kami akan berakhir disebuah bioskop di sudut kota Jakarta Selatan.Menikmati satu dua jam film yang baru saja keluar.Tapi sore itu, saya memberikan sebuah ide lain.Saya bilang kalau saya ingin ke rusun.Terlihat dari mukanya dia sempat kaget. Karena dia pasti membayangkan yang anak jaman sekarang banget, duduk 2 jam menatap layar, lalu mengisi perut kosong dengan makan malam.Tapi sore ini saya ingin mengajaknya untuk melihat, bukan film arahan sutradara, ini adalah frame-frame yang diarahkan oleh Tuhan dan takdir.Saya pengen lihat kepingan lain ibukota ini.Dan, akhirnya dia setuju buat kesana.Saya serada mbatin sih sebenernya, waduh! masa ketempat yang ga dia belum tahu dan bukan maunya dia aja mau saya ajakin, pake semangat lagi.Hahaha Syukurlah dia mau ya..hahaha
Ya, dengan bantuan GPS, rusun ini ga terlalu jauh dengan Ragunan.Tapi kita sempet nyasar dulu ke rusun Cawang yang baru.Ya, karena udah kepalang disana, akhirnya saya dan dia naik ke lantai paling atas, berharap kita terkesima bisa lihat Jakarta dari ketinggian,seperti saat kami pergi mencari bahan untuk tugas dia, yang mengantarkan kami sampai di lantai atas sebuah gedung, pas kami sama-sama nengok setelah keluar lift,dan lihat ke jendela,kami sama-sama bengong,karena kota ini bagus banget kalo dari atas.Seingatku itu adalah perpustakaan paling keren yang kami datangi.Tapi disini,dirusun baru ini, kami cuman ketemu tembok beton dimana-mana.Tidak ada kaca bening tembus cahaya yang kami bisa lihat.Semoga cahaya yang bisa sampai unit-unit rusun ini bisa membawa bahagia bagi penghuninya.Karena kami salah tempat,kami langsung turun dan cabut mencari rusun Bidara Cina.
Dengan bantuan GPS lagi  dan modal tanya sedikit-sedikit, dan akhirnya kami sampai juga di salah satu rusun tertua di Jakarta ini.Horeeee!!!



Ini adalah foto kelima lantai Rusun.
Kira kira inilah yang akan kamu lihat saat kamu pertama sampai disini.

Pas sampai disini, suasananya sih emang beda banget sama Rusun yang baru tadi, disini terasa jauh lebih tua dan klasik.Wajar sih emang, karena bangunan ini memang didirikan di era pemerintahan Presiden Soeharto.Tepatnya mulai dibangun tahun 1994 dan diresmikan dua tahun berikutnya.Rusun ini pernah menjadi setting latar beberapa film Indonesia.Salah satu berita yang saya pernah baca, bahwa rusun ini juga dijadikan sebagai tempat prostitusi.Tapi saya mengabaikan hal ini.Dengan melihat luarnya saja, saya tambah penasaran gimana kehidupan sosial berjalan disini.
Katanya, satu gambar bisa bicara seribu kata.Semoga foto-foto yang sudah saya ambil bisa mewakili ya...


Ini adalah koridor-koridor Rusun Bidara Cina.Bahkan ada simbol larangan merokok disini.



Disini, kami temukan ada gerai fotokopi dan percetakan.Sangat membantu warga setempat,apalagi anak sekolahan.

Ada warung yang menyediakan berbagai kebutuhan warga Rusun.


Saat kami mulai memasuki koridor-koridor disini.Cahaya matahari yang bisa masuk memang tidak banyak.Mungkin itu yang membuat lantai dasar rusun ini menjadi terasa lembab.Puas mutar-muter disini, Lalu kami pun naik ketangga untuk kelantai-lantai selanjutnya.

Ada fasilitas kamar mandi umum disini.Meskipun ini kecil, tapi pasti ini sangat membantu aktivitas warga Rusun sehari-harinya.




Warga yang terlihat sedang memanfaatkan fasilitas kamar mandi umum.

Rapat dan padat.Terlepas dari berita miring yang sempat berembus tentang rusun ini.Ada hal yang bisa dibilang sebagai prestasi bagi warganya, ternyata warga disini,masaknya sudah pakai gas bumi dari jaman sedia kala lhoh.Wiihh, canggih ya.



Kami pun lanjut lagi kelantai tiga, pas naik ke tangganya ada banyak besi-besi pinggiran tangga yang udah rusak atau hilang sama sekali.Jadi buat anak-anak kecil,yang lari-lari disitu, ini tuh bahaya banget.

Warga yang sedang berkumpul bermain karambol.
Bahkan kami sempet diajakin buat karambolan bareng.Bapak-bapaknya pada seru!!!

Disini juga ada yang buka usaha binatu atau laundry.
Cucok!! Ada salonnya juga eimm ^^ 

Ada lapangan juga, yang bisa dimanfaatkan anak-anak rusun buat bermain .
Puas muter-muter dan berlama-lama di lantai tiga, kami naik ke lantai empat dan langsung lanjut ke lantai lima.Pas sampai di lantai terakhir ini , kami langsung disuguhi pintu-pintu dan koridornya yang banyak terdapat gantungan lampion merah khas Imlek.Nah, disini saya baru nyadar kenapa rusun ini dinamai Bidara Cina.Di lantai paling atas ini sebagaian besar penghuninya adalah keturunan Tionghoa.Dan yang bikin saya salut disini masih ada warga yang hobi menanam.Terlihat diterasnya rimbun tanaman pot dan tanaman gantung.Ah,suka!

Ada hutan mini..hehehe



Saya suka mengunjungi tempat yang seharusnya bukan menjadi tujuan orang kalau lagi libur kerja.Yang sekarang ini, pergi dan melihat bagaimana keseharian warga dirusun berjalan bisa menjadi refleksi kami buat lebih peduli lagi dengan apa yang ada disekitar kita.Melihat rusun ini dari dekat, melihat bahwa rusun ini memerlukan banyak perbaikan dan renovasi, semoga pemerintah DKI Jakarta bisa melakukan perbaikan untuk warganya, supaya warga disini bisa menikmati fasilitas yang layak dan memadai.Terutama untuk dapur umum dan kamar mandi umum yang sudah tidak layak pakai.Saya juga berharap pemerintah mau memberikan pelatihan swasembada bagi ibu-ibu rusun,karena dilantai paling bawah,saya melihat banyak sekali yang bergerombol dan mereka sedang berburu kutu dikepala ibu-ibu lain.Kalau saja ada kegiatan kreatif diadakan disini, pasti waktu dan tenaga ibu-ibu rusun ini akan jauh lebih bermanfaat.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkutan Umum dari Ciledug ke Cibubur Junction

Perbandingan Modem Bolt Orion,Slim 2 dan Max 2

Weekend Life : Makan di Clay Pot Popo