Surat Terbuka Kepada Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla dari Kami,Keluarga Thaller.
Kendal, 15
Agustus 2018
Kepada Yth,
Bapak Jusuf
Kalla Wakil Presiden RI
Di Jakarta
Dengan
hormat,
Assalamualaikum
wr,wb
Semoga
keselamatan,rahmat dan barakah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada Bapak beserta
keluarga. Aamiin.
Bapak Jusuf
Kalla yang saya hormati, perkenankan saya memperkenalkan diri. Saya adalah salah
satu rakyat yang saat ini dalam kepemimpinan Bapak. Saya warga di dusun Rejosari RT03/Rw 04 Desa Kertosari
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Saya bernama Sukarni
usia 44 tahun, seorang ibu biasa dari anak yang “luar biasa” (mohon maaf, anak
saya seorang penderita thalassemia). Anak saya bernama Nafis Fauzi Hibatullah,
lahir pada tanggal 11 September 2000.
Nafis
didiagnosa mengidap thalassemia sejak usia 3,5 tahun. Sejak saat itu setiap satu
bulan sekali Nafis menjalani transfusi darah. Suka duka, lelah payah kami
nikmati dalam rasa syukur karena masih ada jalan keluar yakni darah tersedia di
PMI. Obat masih tercover oleh ASKES kami begitupun dengan biaya pelayanan rawat
inap dirumah sakit. Meskipun kami pernah mengalami masa-masa sulit untuk
memperoleh layanan transfusi karena pasien begitu banyaknya mengantri (tidak
hanya thalassemia)
Berkat
Kasih Sayang Allah SWT tanpa terasa ternyata 14 tahun telah terlewati, dimana
setiap adzan subuh berkumandang saya dan suami selalu memperhatikan detak
jantungnya, hembusan nafasnya sesaat sebelum kami bangunkan untuk shalat. Selalu
ada harapan, selalu bertambah syukur saat mendapatinya masih bertahan.
Bapak Jusuf Kalla yang saya hormati, saya memberanikan
diri menulis surat ini karena Bapak pernah menjabat sebagai Bapak PMI, saya
yakin Bapak sangat memahami masalah apa yang sebenarnya dihadapi oleh para
penderita thalassemia dan keluarga/orangtuanya. Mohon maaf Bapak, perkenankan saya menyampaikan
beberapa hal yang saya sangat yakin Bapak selaku Wakil Presiden RI mampu membantu kami mendapatkan jalan keluarnya.
1. Bapak, begitu banyak thaller-thaller (pasien
thalassemia) seperti Nafis.Tidak semuanya dari orangtua yang mampu/kaya. Mohon tolong, Bapak berkenan memberi kemudahan bagi penderita
thalassemia untuk mendapatkan fasilitas pelayanan transfuse di berbagai rumah
sakit/pusat kesehatan.Supaya anak-anak dengan HB 5, HB 6 , HB 7 dapat segera
ditransfusi tanpa harus antri berhari-hari atau bahkan minggu.
2. Hari ini
Nafis atau thaller yang lain masih anak-anak. Biaya pengobatan dan perawatan
Nafis masih tercover oleh ASKES orangtuanya, kebetulan suami saya PNS. Bagaimana
nanti ketika Nafis dan thaller yang lain ketika usia 21 tahun apabila mereka
tidak kuliah.Yang pernah saya dengar ketika usia anak 21 tahun dan tidak kuliah
maka tidak masuk dalam tanggungan ASKES orangtuanya yang PNS.Jika harus
mendaftar BPJS mandiri, yang saya dengar harus mendaftar
seluruh anggota keluarga alias tidak bisa hanya bagi seorang atau dua orang
dalam keluarga tersebut. Oleh karena itu, mohon Bapak berkenan mencarikan solusi terbaik bagi para penderita
thalassemia untuk dimudahkan atau secara otomatis/langsung mendapat jaminan
kesehatan dari pemerintah pusat. Bapak, ada dalam satu keluarga itu penderita
thalassemia-nya dua anak. Padahal mereka harus menjalani transfuse disepanjang
hidupnya dan harus mengkonsumsi obat kelasi besi.
3. Bapak
yang saya hormati, saya beritahu kepada Bapak bahwa tidak semua rumah sakit
menyediakan obat kelasi besi tersebut. Jadi,kadang-kadang thaller yang telah
payah bisa ditransfusi di Rumah sakit tertentu tetapi obat harus ditebus
dirumah sakit yang lain yang menyediakan.Betapa hal ini sangat merepotkan dan
melelahkan bagi pasien khususnya. Untuk itu mohon dengan hormat Bapak berkenan
membantu para thaller untuk memberikan kebijakan “Pelayanan Tuntas” kepada
thaller. Mulai dari dimudahkan penerbitan jaminan pembiayaan kesehatannya
(BPJS/ASKES), diperbanyak rumah sakit yang melayani transfuse darah sekaligus
menyediakan obat terapi kelasi besi disatu atap.(EXJADE dan FERIPROX)
4. Untuk
mencegah bertambahnya jumlah penderita thalassemia, mohon dengan hormat Bapak
selaku Wakil Presiden RI melalui Menteri Kesehatan dan Menteri Pemberdayaan
Perempuan untuk lebih mensosialisasikan pentingnya screening pranikah. Diakar
rumput kiranya sosialisasi tentang pencegahan penyakit ini belum
tersentuh. Padahal pengetahuan, pemahaman tentang thalassemia ini sangat
penting mengingat generasi yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan
bangsa ini seharusnya generasi-generasi muda yang sehat, kuat dan
berkarakter. Para thaller juga anak-anak yang “hebat” para pejuang untuk survive,
namun kalau kita bisa mencegah mengapa harus bertambah jumlahnya.Cukuplah
Nafis dan kawan-kawannya saja yang transfuse sepanjang hidupnya.Jangan ada lagi
Nafis Nafis yang lain.
Demikian surat ini saya tulis kepada Bapak.Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena
tidak mampu menata bahasa dengan lebih baik lagi.Karena saya tidak mampu
bercerita dengan lebih santun dari ini.
Bapak Jusuf
Kalla yang saya hormati, begitu besar harapan saya Bapak “mendengar” apa yang
menjadi curahan hati seorang anak kepada Bapaknya.Dengan kesadaran penuh,bahwa
Bapak adalah Pejabat Negara.Kiranya Bapak Wakil Presiden RI berkenan memaafkan
saya.Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing Bapak sebagai
pemimpin yang bijaksana, adil dan berpihak kepada kawula alit seperti saya.
Terimakasih.
Wassalamualaikum
wr.wb
Hormat
saya,
Komentar
Posting Komentar